Flashback ke tahun 2011, ketika aku bukanlah siapa2, aku young, wild tapi broke. Habis lulus SMK aku tidak punya apa2, tidak punya cita2, tidak punya arah. Ku mulai jenjang karierku dari kasta terendah yaitu sebagai pelayan disalah satu cafe dan bar malam. Berlanjut naik sedikit kastanya menjadi cashier di salah satu minimarket waralaba ternama. Tapi pada saat itu sudah aku tanam mindset dikepala, bahwa aku akan memiliki passport dan ke luar negeri walau terlihat mustahil pasti akan menjadi kenyataan. Ngimpi? Iya…. jangankan ke luar negeri untuk makan aja susah, gaji cuma 850 kok ngimpi bisa keluar negeri…..Bahasa Inggris aja ga bisa gagap tingkat akut, memang nilai bahasa Inggrisku disekolah tidak buruk tapi aku bisa bahasa Inggris Pasif belum Aktif seperti sekarang yang sudah memakai bahasa Inggris sebagai bahasa ke 2, hampir aku tulis dan aku tuturkan tiap hari. Tapi Tuhan itu Maha Tahu dengan Kebesaran dan Kemurahan Hatinya impianku di jawab satu persatu dengan jalan yang dilogika itu lucu tapi ini terlalu nyata untuk tidak mengakui keberadaanNya.
Semoga kisahku bisa menginspirasi lainnya untuk terus berjuang dan menggapai mimpi-mimpinya…..
Day 5 Phuket 26 February 2017
Kita akhirnya menyewa motor disini untuk explore Phuket yay~! Naik motor disini sama di Indonesia itu ga beda jauh motornya juga sama kayak Vario yang aku punya bedanya itu jok motornya besar bisa muat Helm tapi bukan Helm SNI yah cuma helm nutupin batok kepala hahaha~ disini memang tidak ada ketentuan memakai Helm SNI seperti di Indonesia. Sewa motor urunan peranak kena 150 baht.
Kita memutuskan ke pasar tradisional setempat yang berada di kota Phuket jaraknya lumayan kisaran 15km dari Patong tempat kita menginap. Sesampainya di pasar aku mengamati disini tidak ada yang namanya juru parkir motor, jadi mau parkir dimana2 GRATIS, alias RA MBAYAR. Aku dan teman2 memutuskan berpencar dan berkumpul lagi sekitar jam 10 pagi. Aku tentu memilih mengexplore pasar ini sendirian, aku lebih suka jalan sendiri dan menentukan route kemana aku berjalan di banding bergabung dengan teman2, tenang saya tidak akan hilang Ayu sudah gede.
Salah 1 sudut dalam toko grosiran di kota Phuket
Aku bingung mau cari oleh2 buat keluarga dan kerabat ngasih apa. Duit baht yang aku bawa tidak banyak dan jatah tas kabinku tidak banyak, aku tidak membeli bagasi bawah jadi ya jatahku cuma kabin atas 7KG, dan itupun tasku sudah 7KG sendiri, kalau aku ngecheat bawa oleh banyak2 takut kena garuk pas diterminal seperti yang terjadi sama mbak Mae. Mbak Mae bercerita pas balik dari Brunei aman2 aja pas check in karena sudah web check in tapi pada saat diterminal tinggal naik pesawat eh tau2 pihak Air Asia menimbang ulang tas mbak Mae dan over weight akhirnya mug dan oleh2 cokelatnya terpaksa ditinggal, cerita itu membuat aku sedikit parno aku ga berani ambil resiko dengan over weight banyak2 entar kalau disuruh ditinggal nangis deh gw bukan nominal nilai oleh2nya tapi perihal effortnya beli oleh2 itu lo jauh2 di LN.
Akhirnya setelah melotot rak aku memutuskan membeli Nestea itu loh thai tea instantnya Thailand. Walau aku cek di online ada sih yang jual di Indonesia tapi ga ada salahnya membeli buah tangan ini, sesuatu yang Thailand murah dan bisa dibeli agak banyak. Aku sengaja membeli oleh2 bukan gantungan kunci setiap di LN menurutku tidak bermanfaat banyak lebih baik aku membeli snack dan jajanan di LN setiap ke pasar lokal hal ini juga aku lakukan di Brazil.
Sudah membeli Nestea aku masuk ke bagian dalam pasar begini lah penampakannya
Pasar
kucing dikios snacks
Yang membuat aku bingung dan pusing adalah mencari jajan adalah, semua aksaranya dalam aksara Thailand, aku ga tahu dong mana yang halal mana yang enggak, dan aku takut ada yang olahan daging juga repot entar declare di custom bandara tentu tidak akan lolos. Ku coba menanyakan sesuatu yang berbentuk ikan kepada orang India disampingku tapi tidak banyak membantu dengan bahasa Inggris pas2an mereka menjawab cuma “fish-fish”. Pokoknya berurusan dengan warga lokal disini bikin sakit kepala karena orang2 Thailand itu terkenal ga bisa bahasa Inggris walaupun negaranya itu kondang sebagai negara yang selalu di kunjungi bule tapi kok orang2nya ga bisa bahasa Inggris -_-. Benar ucapan si Om yang bilang orang2 Indonesia itu masih mendingan karena orang2 Indonesia itu kebanyakan bisa bahasa Inggris itu terbukti, katanya orang Thailand itu ga bisa bahasa Inggris.
Dahaga tidak terelakkan, tapi minum air putih gw tak mau, masak jauh2 sampe sini cuma minum air putih, tapi minum beer juga emoh. Akhirnya aku menemukan toko obat yang menjual botolan berwarna unik. Aku tanya pada yang jaga juga tidak membantu dugaanku itu sirup, yang berwarna merah katanya itu buah tapi pas aku jawab buah apa si mbaknya ga bisa jawab karena tahunya dalam bahasa Thailand, hadeh~ selidik punya selidik kayaknya itu buah delima yang warna merah. Dan yang kuning itu sari bunga katanya, ditanya bunga apalagi ga bisa jawab mbaknya. Nekat dan random aku beli aja deh gw minum itu dua2nya ha2, yang aku suka sih yang sari bunga apa entahlah yang delima gw ga suka sumpah rasanya aneh ha2.
Sirup buah Delima dan sari bunga
Sampai di Thailand tentu kamu akan akrab dengan baju2nya yang terkenal di Thailand, yep baju import Bangkok itu lumayan kondang di OL shop. Tentu disini aku cuma bisa gigit jari karena ga sanggup beli, satu karena bahtku juga ga banyak kedua karena masalah berat kabinku itu lo~ jadi aku benar2 memikirkan secara matang apa yang aku bawa karena nambah 1 item saja hampir sudah nambah 450 gram!.
Perut melolong akhirnya aku memutuskan mencoba jajanan pasar disini, ku tengok ada yang jualan semacam martabak manis gitu oke gw cicipin deh. Harganya 20 baht, dan disitu ada ibu2 paruh baya yang berusaha mengajak aku berbicara dan bahasa Thailand yang aku balas dengan bahasa Inggris, sayang sekali keterbatasan bahasa membuat kita tidak bisa mengerti satu sama lain. Si ibu terlihat manis dan pancaran matanya tidak bisa aku tolak akhirnya aku putuskan untuk selfie bareng sama beliau
selfie sama warga lokal
jajan martabak manis?
suasana pasar
toko batik juga ada disini
tentu Buah durian disini kok gede2 amat ya?
buah mangga Thailand yang terkenal itu perkg 60 baht gw beli 1 biji kena 20 baht
Selesai ke pasar kita balik ke Patong tapi kita mampir ke Pantai Patong dulu yang cukup terkenal, rupanya lokasi pantai tidak jauh dari hotel.
Patong Beach
Sebenarnya Patong Beach menurutku ga beda jauh sama pantai Kuta begitu lah karena aku pernah ke pantai Kuta suasananya hampir sama 🙂
Patong Beach
Kita disini ga lama2 cuma 30 menit doang buru2 balik ke hotel karena kita menyewa mini van untuk city tour.
city tour dengan mini van
disini kita tidak hanya 1 group formasi kemarin tapi ketambahan 3 orang dari couchsurfing yaitu dari Italy,Denmark, dan Jerman. Makanya jangan heran foto2 di city tour kali ini ada bulenya yah (duh maaf saya lupa para namanya aku memang memiliki ingatan yang buruk soal nama).
Beberapa tempat kita kunjungi cuma aku lupa namanya lagi (dasar penulis males) yang aku ingat jelas Big Buddha, Nai Harn Beach, Phormthep Cape.
Big Budha
ga tahu nama lokasinya 😦 cuma yah masih tempat beribadah
Phromthep Cape
Nai Harn Beach
Sunset di pantai Nai Harn sumpah bagus banget
Ada kejadian lucu sebenarnya saat city tour ini, yang sebenarnya pait banget buat diingat tapi bisa menjadi pelajaran kedepannya untuk teman2 yang mau ambil city tour dinegeri orang. Jadi saat itu kita minta makan siang sama driver yaudah diantar lah kita ke resto lokal seafood Thailand. Begitu sampai kulihat tempatnya cukup lux dan sekelas restaurant feelingku sudah tidak enak. Benar saja rupanya mahal2 bo~ perporsinya 400 baht! itu harga cukup mahal! kalau dikurs sekali makan porsinya 200K kalau di konvert ke mata uang rupiah! Raut muka kita kecut tapi kita sudah tidak punya pilihan. Akhirnya diputuskanlah kita urunan dan beli 1 porsi di bagi banyak orang. Makan siang kali ini benar2 tidak menyenangkan, aku cuma bisa menatap dompetku yang tersisa hanya 400 baht setelah urunan 460 baht dan aku masih kudu survive sampai besok, belum bayar biaya transport ke bandara berapa?. Padahal aku belum beli oleh2, akhirnya aku memutuskan tidak akan makan malam nanti dan tidak ikut ke pasar malam sama teman2, pengorbanan cukup pait cuma ya beginilah namanya musibah. Total makan siang cukup mahal ini kisaran 4900 baht untuk 10 orang jadi kisaran hampir 2 jutaan untuk 10 orang sekali makan! luar biasa.
kipasan duit 2 juta
Malampun menjelang akhirnya kita berpisah dengan teman2 baru dari Couchsurfing tadi. Teman2 groupku buru2 mau ke pasar malam tapi aku ga ikutan karena ga berani ikut dengan duit tinggal 400 baht di dompet itu belum sarapan besok dan ongkos transport ke bandara. Selesai mandi aku mengirim pesan WA ke mamas di Eropa sono, berkeluh kesah soal duit yang tinggal dikit dan ga bisa apa2. Aku memiliki ide gila untuk gimana kalau kopdaran tinder date di Phuket? kang mamas terlihat tidak setuju akan pilihan nekatku, dia bilang gimana entar kalau kamu ketemu cowok ga baik disana? kamu itu dinegeri orang! walau omongannya ga aku gubris dan tetep ngeswipe tinder banyak matchnya sih tapi males aku ngajak chat para bule random tsb. Bosan dan aku ga mau sia2 di hotel akhirnya aku memutuskan mau jalan2 aja ke pantai Patong sendirian jalan kaki. Sampai di jalan aku lihat ada mall Jungceylon. Ini jam 10 malam bo~ tapi mall ini tidak terlihat sepi, sangat ramai,,,, aku putuskan masuk walau aku tahu aku ga akan belanja cuma mau liat2 aja.
Mall Jungceylon
Di dalam Mall aku nemu semacam kayak Carrefour gitu aku putuskan masuk karena mau beli mie instant cup buat makan besok pagi, air mineral dan Nestea lagi setidaknya 1 pax. Prihatin sekali cuma apalah daya uangku harus cukup aku ga mau bocor soal dana :(. Sesampainya dirak minuman instant aku yang masih sibuk mencari2 Nestea yang rupanya tinggal 2 pax itu bertemu orang asing lagi :).
Meet Stranger Part 3, Abbi
Seorang pria paruh baya menanyakan padaku, “apakah kamu bertutur kata bahasa Thailand? aku mencari lemon tea instant tapi ga nemu”. Aku jawab bahwa aku bukan orang Thailand, aku cuma turis dan aku bertutur kata bahasa Inggris. Si pria ini lalu menebak “oh jadi kamu orang Indonesia yah?”, Wow tebakan dia sekali coba langsung benar, baru kali ini seumur2 gw di Thailand ada yang benar menebak warga negaraku biasanya orang2 menebak aku itu orang Malaysia atau Filipina. Aku dan Abbi akhirnya berjalan bersama di mall itu, aku menemani dia mencari lemon tea instant, lemon dan madu itupun berdasar masukanku ke dia karena aku mengkonsumsi air lemon dengan madu setiap hari. Abbi memperkenalkan dirinya bekerja sebagai customer service maskapai penerbangan ternama di timur tengah , dia bertutur kata arab, perancis, dan inggris. Abbi adalah seorang keturunan Yaman yang tinggal di London dan yang membuat aku mengikuti intuisiku mengikutinya adalah karena dia pernah ke Bali dan dia tau soal Indonesia, dia tau Solo, Medan bahkan tau dimana lokasi Jogja. Dia mencari lemon tea instant karena perubahan cuaca membuat kondisi tubuhnya tidak baik dan katanya meminum lemon tea membuat dirinya jauh lebih baik. Ketika di kasir aku menanyakan berapaa billku karena aku mau membayar belanjaanku yang sedikit ini tapi Abbi menolak aku mengganti belanjaanku (rejeki lagi tidak terduga).
Keluar dari mall Jungceylon kita masih berjalan bersama, aku tidak punya tujuan… akhirnya aku ngekor si Abbi. Tapi aku menjelaskan ke Abbi bahwa aku itu bukan pelacur, aku tidak mau ada miss komunikasi disini dan Abbi memahami itu. Dia bertanya apakah kamu sudah makan malam? aku jawab belum tahu sendiri gara2 insiden makan siang habis 2 juta itu aku memutuskan tidak makan malam. Akhirnya Abbi mengajak aku makan malam ke pasar malam setempat. Kita berjalan cukup jauh untuk menempuh pasar malam yang dia rekomendasi kan rupanya nama tempat yang dia maksud adalah Malin Plaza. Sepanjang perjalanan orang2 tidak banyak yang menawari Abbi pijat dan jasa oleh warga lokal setempat, mungkin karena aku terlihat seperti warga lokal yang menyabet rejeki mereka ha2, si Abbi bilang wah tau begini aku ngajakin kamu aja jalan kemana2 biar aku ga ditawarin ini itu LOL. Sesampainya di Malin Plaza Abbi langsung ke stand seafood makan ikan barracuda dan aku ditawari mau makan apa? ikan2 disini terlihat segar dan menggodaku akhirnya aku memilih semacam gurita tapi yang besar.
Suasana Malin Plaza
hasil tangkapan segar langsung dimasak disini
yummy seafood
makan malamku bersama Abbi
Aku memutuskan untuk tidak foto bersama dengan Abbi karena aku rasa privasi beliau sangat penting, disatu sisi karena beliau sudah berumur 50 tahunan aku sungkan foto bersama.
Saat menunggu makanan matang Abbi adalah orang yang sangat mudah akrab dengan orang asing, sebelumnya ada sepasang bule yang dia ajak ngobrol sama Abbi, entah mereka ngomong pake bahasa apa tapi kayaknya bahasa Spanyol gw cuma bisa melongo serasa jadi nyamuk karena tidak paham pembicaraan mereka. Lalu saat Abbi pergi meninggalkanku ada sepasang laki2 Arab menduduki kursi dekatku dan mengajak aku ngobrol, lalu Abbi mendekati kita dan bergabung, mereka tampak berbicara dengan bahasa Arab. Sepasang orang arab tadi tampak tidak percaya begitu mengetahui rupanya aku bersama Abbi kulihat mimik wajah mereka yang menyimpan tanda tanya. Abbi bilang bahwa sebenarnya dia sudah kenal sama sepasang Arab tadi di jalan. Selesai makan malam akhirnya aku minta balik si Abbi mengiyakan, sepanjang perjalanan Abbi bilang begini
“semoga kita bisa bertemu lagi di Phuket”
Kenapa di Phuket jawabku, Ya karena kita bertemu disini jawabnya sambil tersenyum, Tapi itupun kalau kamu belum punya suami karena biasanya wanita yang bertemu dengan aku habis itu mereka akan menikah.
Muka wajahku memerah, tapi wait aku punya pacar aja enggak mana bisa tau2 kok aku menikah. Tapi si Abbi yakin bahwa aku akan menikah segera. Dia bilang “kamu memiliki seseorang dipikiranmu, sesorang yang selalu kamu pikirkan tapi kamu tidak yakin dengan itu” Seakan Abbi bisa membaca pikiranku akupun tersenyum dan menjawab “karena aku belum tahu dia” ya ini seseorang adalah dia yang berada di bumi Eropa sekarang seseorang yang sangat aku kasihi dan tidak lenyap dalam pikiranku.
Si Abbi belum selesai menerawang masa depanku dia bilang
“kamu akan menua, dan kamu akan memiliki anak kalau kamu sudah tua kita bertemu disini ya ajak sekalian anakmu”
Perkataan Abbi kali ini membuat mataku sedikit berkaca2 seakan dia bisa membaca kehawatiranku akan masa depan meski perkataannya ini cukup manis dan memberikan aku sebuah semangat akan menyongsong masa depan. Kita lihat saja ya jawabku sambil tersenyum.
Berikan tanganmu minta Abbi, lalu dia memencet ruas jari2ku dan berkata “untuk keberuntungan”
Semoga saja omongan Abbi benar adanya walau aku tidak bisa sepenuhnya percaya cuma malam ini sangat manis dan memberikan aku pengalaman baru. Di jalan kita berpapasan dengan seorang Arab yang ngomong sesuatu dengan Abbi, Abbi pun menjelaskan ke aku bahwa pria tadi bertanya “apakah dia pacarmu” dan Abbi menjawab “bukan dia hanyalah wanita tersesat” lalu di jawab lagi oleh pria arab tersebut “oh kalau begitu cheer up kan dia” 🙂
Perjalanan pulang kita terasa lebih lama rupanya kita tersasar…… walau sebenarnya aku enjoy sih walau tersesat karena aku bisa melihat kehidupan malam di Phuket. Bar2 bergeliatan dan kulihat dari luar ada semacam tarian pole dancer buat para penggila dunia malam Phuket adalah tempat yang cocok. Kulihat ada bule yang menggetak2 wanita lokal disana, kasihan sebenarnya melihatnya cuma dugaanku si wanita tsb adalah seorang wanita pelacur, begitu aku balik lagi lewat kesana kini terlihat si bule ciuman dengan wanita tsb, ah~ kebanyakan nonton drama gw.
suasana Patong di malam hari
Karena tidak juga ketemu arah pulang aku memutuskan mau balik ke mall jungceylon, aku bilang ke Abbi kita berpisah disini aja gpp gak usah anter aku sampe mall, cuma si Abbi ngotot mau anter gw sampe hotel tapi aku kasihan sama Abbi jalan kaki udah muter2 lumayan jauh yaudah aku kasih kesempatan dia anter sampe mall Jungceylon. Sesampainya di Mall Jungceylon aku berpamitan tak lupa peluk hangat perpisahan ke Abbi semoga ini bukan terakhir kalinya pertemuanku dengan dia karena Abbi adalah sosok pria baik, walau dia bilang,,,Andai aku mudaan dan dekat denganmu pasti aku akan mempersuntingmu, ah~ laki2 dasar.
Kulihat jam sudah menunjuk jam 1 malam, mbak Ratna udah nanyain aku dimana, aku tahu aku pasti bikin khawatir teman2 di hotel cuma ya gimana lagi kesasar bukanlah salah 1 planku mauku juga jam 12 dah sampe hotel. Disini peluh sakit kakiku kumat, badanku rasanya sudah reach sampai maksimal, sakit sekali kakiku, aku ga bisa jalan cepet2 lagi, badanku terasa remuk redam. Sesampainya di dekat hotel kulihat ada gerobak yang jualan makanan jalan semacam kayak angringan gitu yah, aku yang masih lapar akhirnya jajan lagi~ ga mau deh kelewatan makan street food di Thailand.
gerobag street food
sate
Sesampai di hotel jam 2 an dan jam 5 kudu udah siap berangkat ke bandara, gila gw bener2 restless gw cuma bobo 1,5 jaman. Tapi ceritaku di Patong cukup manis untuk di Ingat 🙂 worth it, karena setiap travel restless itu sudah biasa waktu 24 jam itu tentu kurang~
Kisahku balik transit Kuala Lumpur part 2 akan aku tulis di postingan berikutnya~
Bersambung………
Posted in
My Life Experience and tagged
#backpacker,
#bigbuddha,
#bigbudha,
#jungceylon,
#malinplaza,
#malljungceylon,
#naiharnbeach,
#patong,
#patongbeach,
#pengalaman,
#phormthepcape,
#phuket,
#travel |